BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan
merupakan sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau pendapat yang ada dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaaan itu bersifat dalam berbagai bentuk. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan
wujudnya, budaya memiliki komponen dan elemen, salah satunya yaitu estetika
atau keindahan. Keindahan ini akan selalu berlaku dan berkembang di dalam
masyarakat. Seperti di Indonesia, setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika
sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang
akan disampaikan dapat mencapai tujuan efektif.
Agama secara
mendasar dan umum, dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan peraturan
yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan tuhannya,
mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lainnya serta mengatur hubungan
manusia dengan lingkungannya. Dengan melihat masalah-masalah yang menjadi
jangkauan agama, maka agama juga dapat diartikan sebagai suatu sistem keyakinan
yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau
masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi respon terhadap sesuatu yang
dirasakan dan diyakini sebagai sesuatu yang gaib dan suci. Dengan ini dalam
melakukan tindakan-tindakan tersebut tidak akan lepas dari nilai estetika.
B.
Rumusan Masalah
Berdasaakan latar belakang di atas dapat disusun
beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian keindahan ?
2. Apa penyebab manusia menciptakan keindahan?
3. Apa saja yang berhubungan dengan keindahan?
4. Bagaimana keindahan dalam Islam?
5. Apa saja asas-asas keindahan dalam Al-Qur’an?
C.
Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
2. Menjawab rumusan masalah yang ada
3. Sarana menambah wawasan bagi mahasiswa
D.
Manfaat Penulisan
Secara teoritis diharapkan dapat
memberikan sumbangan atau masukan dan tambahan wawasan yang bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan mata kuliah khususnya pada mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek,
dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
(meskipun tidak semua hasil seni indah), pemandangan alam (pantai, pegunungan,
danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung,
rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tatanan, perabot rumah tangga dan
sebagainya), suara, warna, dan sebagainya. Kawasan keindahan bagi manusia
sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan
peradaban teknologi, sosial dan budaya. Karena itu dapat dikatakan bahwa
keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Di mana pun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati
keindahan. [1]
Keindahan identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama :
abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung
kebenaran berarti tidak indah. Keindahan bersifat universal.
Sejak abad ke 18 pengertian keindahan telah digumuli oleh para filsuf.
Keindahan dapat dibedakan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah
benda tertentu yang indah. Menurut luasnya keindahan dibedakan atas tiga
pengertian, yakni :
a.
Keindahan dalam arti luas
The Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas mengandung
pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum
yang indah, sedangkan Aristotelesmerumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik
dan juga menyenangkan.
Plotinus mengatakan tentang ilmu
yang indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunani berbicara pula mengenai buah
pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga
mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya “symmetria” untuk keindahan
berdasarkan penglihatan (misalnya pada seni pahat arsitektur) dan “harmonia”
untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik).
Jadi
pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
- Keindahan seni
- Keindahan alam
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
b.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut
pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
c.
Keindahan dalam arti yang terbatas mempunyai
arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat
diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Dari pembagian dan pembedaan di atas belum bisa menjawab secara jelas
apakah sesungguhnya keindahan itu. Semua ini disebabkan adanya keberagaman
jawaban. Salah satu jawaban ialah mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua
benda atau kualitas hakiki atau dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan
pada dasarnya adalah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu
hal. Kualitas yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keseimbangan
(balance), dan kebalikan (contrast).
Dari ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari
berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata. Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan
hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan
si pengamat.
2. Sebab Manusia Menciptakan Keindahan
Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah, sedangkan alam adalah
ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan adalah cipataan Tuhan. Alamiah
memiliki arti wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang.[2]
Menurut Al-Qur’an alam ini sepenuhnya milik Allah. Bahkan manusia
merupakan bagian dari alam itu sendiri, karena ia diciptakan bermula dari apa
yang ada di alam. Dalam Al-Qur’an Surat Al- Baqarah ayat 29 :
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى
السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dia-lah
Allah yang menjadikan segala yang ada di dunia untuk kamu, dan Dia menghendaki
(menciptakan) langit dan bumi, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
Allah meciptakan alam (bumi dan
langit) yang indah ini untuk manusia, untuk kemakmuran, kebahagiaan dan
kesejahteraan manusia. Manusia menciptakan keindahan itu sebenarnya mencontoh
keindahan alam yang dianugerahkan Tuhan kepada umatnya.
3. Hal-hal yang Berhubungan dengan Keindahan
a.
Nilai Estetik
Nilai estetik merupakan nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan.
Dalam bidang filsafat, istilah ini sering dipakai suatu kata benda abstrak yang
berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
Nilai digolongkan menjadi 2 yaitu
nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari
suatu benda sebagai alat atau sarana untuk hal lainnya, yakni nilai yang
bersifat sebagai alat atau pembantu. Nilai intrinsik adalah sifat baik dari
benda yang bersangkutan, atau sebagai tujuan ataupun demi kepentingan benda tersebut.
Contoh
:
Puisi,
bentuk puisi yang terdiri atas bahasa, diksi, baris sajak, irama, itu disebut
nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui
(alat benda) puisi disebut nilai intrinsik.[3]
b.
Renungan
Renungan berasal dari kata renung,
merenug artinya dengan diam-diam memkirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Renungan yang berhubungan dengan
keindahan atau penciptaan keindahan didasarkan atas tiga macam teori, yaitu teori
pengungkapan, teori metafisika, dan teori psikologis. Setiap teori itu memiliki
tokoh. Dalam teori pengungkapan Benedetto Croce, mengatakan bahwa seni adalah
pengungkapan kesan-kesan.
Konsep keindahan adalah abstrak.
Konsep itu baru dapat berkomunikasi setelah diberi bentuk. Seperti halnya
Gesang, setelah ia bermain di Bengawan Solo ia merenung, ia menemukan konsep
keindahan. Akan tetapi konsep keindahan barulah berkomunikasi setelah diberi
bentuk, yaitu lagu Bengawan Solo yang terkenal itu.[4]
Allah telah memberi dorongan kepada
manusia ntuk memikirkan alam semesta, mengadakan keindahan ciptaan-Nya dan
mengungkapkan hukum-Nya di alam semesta.[5]
c.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi,
dengan kata dasarnya adalah rasi yang artinya cocok, sesuai, atau kena benar.
Kata cocok mengandung pengertian perpaduan, ukuran, dan seimbang. Perpaduan
misalnya, orang yang berpakaian serasi antara kulit dan warna pakaiannya. Orang
hitam yang memakai warna hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai
orang berkulit kuning.
Keserasian tidak ada hubungan dengan
kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpadun antara warna, bentuk, dan
ukuran. Keserasian merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi-rendah,
keras-lembut, dan panjang-pendek. Kadang-kadang kemewahan bisa menunjang
keserasian, tetapi hal itu tidak selalu terjadi.
d.
Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus,
artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab.
Halus bagi manusia adalah sikap lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut
dalam kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan
lainnya.
Sikap halus atau lembut merupakan
gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhaap sesama. Oleh sebab itu,
orang yang bersikap halus atau lembut biasanya suka memperhatikan keperluan
orang lain, dan suka menolong orang lain. Juga merupakan perwujudan dari
sifat-sifat ramah, sopan, sederhana dalam pergaulan.
4. Keindahan dalam Islam
Imam al-Ghazali berkata : “kepunyaan
Allah-lah keindahan, keagungan, dan kebesaran. Kesempurnaan dan kesucian tidak
dapat disandangkan dan dibayangkan kecuali hanya untuk Allah sendiri, Yang Maha
Esa, Yang Maha Benar, Yang Maha Memiliki Keluhuran dan Kemuliaan.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah
sendiri, Yang Maha Suci dari kekurangan, cacat dan cela.
Yang indah secara mutlak hanyalah
Dia Yang Maha Esa.
Yang tiada sekutu bagi-Nya
Yang tunggal, tiada yang
menandingi-Nya
Tempat bergantung, tiada yang
menentang-Nya
Yang Maha Kaya, Yang tiada
berkeperluan
Yang menentukan hukum, tiada yang menolak
hukum-Nya
Yang menetapkan keputusan, tiada
yang dapat menggugat-Nya
Yang orang-orang arif, yang sempurna
kearifan-Nya mengaku tak mampu mengetahiu-Nya
Yang puncak kenabian para Nabi,
mengaku tak dapat mengifati-Nya, sebagaimana mestinya, katanya :
“Aku tak dapat menghinggakan pujian untuk-Mu sebagaimana
Engkau puji diri-Mu sendiri.”
Yang dimaksud dengan keindahan
(al-jamal), disini adalah kesempurnaan Ilahi. Kepunyaan-Nya lah keindahan dan
kesempurnaan. Seluruh nama-Nya baik dan sifat-Nya sempurna. Allah Maha Sempurna, mencintai orang yang
berusaha untuk memperoleh kesempurnaan, dengan menghiasi diri dengan iman,
bersolek dengan akhlakul karimah, berbekal dengan takwa, berdandan dengan taat,
dan mencari keluhuran dengan tawadhu.
Allah itu indah, dan di antara
keindahan perbuatan-Nya ialah kasih sayang dan kelemahlembutan-Nya, karena Dia
memberi tugas yang ringan, tetapi memberi pahal yang banyak, memberi tempo
kepada orang-orang yang melanggar agar bertobat dan penyantun terhadap
orang-orang yang berdosa. Firman-Nya :
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَىٰ
ظَهْرِهَا مِن دَابَّةٍ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ
بِعِبَادِهِ بَصِيرًا
“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan
usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu
makhluk yang melata pun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka,
sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya
Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya”
( QS.Al-Fathir ayat 45)
5.
Asas-asas Keindahan dalam Al-Qur’an
Salah satu asas pemahaman keindahan dalam al-Quran, penekanan
dalam tujuan; karena merupakan asas dari panggilan al-Quran yaitu hidayah
(petunjuk) serta terpanggilnya objek kepada berita berita Ilahi dan maknawi.
Kita tidak bisa mendefinisikan keindahan dan tujuan hanya dalam batasan batasan
materi dan hanya karya seni. Sebagai contoh, kisah kisah dalam al-Quran adalah
salah satu dari keindahan yang terkandung dalam ceritanya. Kandungan kisah ini
terangkum agung dalam untaian untaian indah, maksud dari kisah ini bukanlah
dari sisi tutur bahasa dan seninya atau karena judulnya indah dan menarik akan
tetapi, maksud dan tujuan asli dari kisah ini adalah pemberian petunjuk untuk
umat manusia dan penekanan terhadap kekuatan dan kuasa Allah yang tidak
terbatas.[6]
1.
Keselarasan dan keseimbangan: Aturan penciptaan berasaskan
rekonstruksi yang teliti dan teratur, kita dapat merrangkum poin ini
dalam ayat-ayat berikut,
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ
يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ
شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
”Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS.Al-Furqon
ayat 2)
2.
Pengaturan yang tertib dan indah: Salah satu tanda-tanda yang
penting adalah teratur tertib, dan tertata yang sedemikian rupa disebutkan
dalam al-Quran pada ayat-ayat yang berbeda-beda,
مُتَّكِئِينَ عَلَىٰ سُرُرٍ مَّصْفُوفَةٍ ۖ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ
”Dan Kami telah menghamparkan bumi dan
menjadikan padanya gunung-gunung, serta Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu
menurut ukuran.” (QS.
Al-Thur ayat 20)
3.
Keragaman dan pertentangan: Dalam esensi keesaan hanya satu
Hakim (Pengatur Yang Bijaksana) yang mengatur hamparan luas alam ini. Begitu
juga keragaman aneka jenis yang menakjubkan adalah Sang Bijak yang terdapat
dalam beberapa jenis seperti, benda-benda mati, tumbuh-tumbuhan, hewan da
manusia serta terdapat pada:
“Di atas bumi kita berpijak
benda benda berdampingan satu sama lain, namun satu sama lain beda jenis misal
dalam sebuah perkebunan terdapat: anggur, pertanian dan kurma (terdapat
pohon-pohon buah yang beraneka ragam) yang mana terkadang tumbuh dalam satu
batang terkadang pula tumbuh dalam dua batang (lebih mengherankan) dan mereka
semua mengkomsumsi dari satu air. Walhasil, sebagian dari mereka dari sisi
berbuah dari lainnya memberikan buah yang bagus dan ini semua (kejadian alam)
untuk sekelompok orang yang berakal yang menggunakan akalnya.” (QS. Al-Zumar ayat 20).
4.
Beraneka ragamnya keindahan warna-warna: beberapa
dari ayat-ayat al-Quran telah mengisyaratkan kepada aneka ragamnya warna-warna.
Al-Quran mengingatkan kita bahwa warna hijau adalah warna surga yang
melambangkan kenikmatan dan kesenangan. Allah Swt berfirman,
”Mereka
memakai pakaian sutera halus berwarna hijau dan sutera tebal, dan dipakaikan
kepada mereka gelang yang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada
mereka minuman yang bersih.”
(QS. Al-Ra’d ayat 4).
BAB
III
KESIMPULAN
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek, dan sebagainya. Menurut luasnya keindahan dibedakan atas tiga
pengertian, yakni :
a. Keindahan dalam
arti luas
b. Keindahan dalam
arti estetik murni
c.
Keindahan dalam arti yang terbatas
Sebab manusia menciptakan keindahan karena keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah,
sedangkan alam adalah ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan adalah
cipataan Tuhan. Alamiah memiliki arti wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang.
Hal-hal yang
berhubungan dengan keindahan adalah nilai estetik, keserasian, kehalusan,dan
renungan.
Asas-asas Keindahan
dalam Al-Qur’an diantaranya :
Keselarasan dan keseimbangan, Pengaturan yang tertib dan indah, Keragaman dan pertentangan,
Beraneka ragamnya keindahan warna-warna.
Daftar Pustaka
Widagdho, Djoko. 1988. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara
Mawardi, dkk. 2007.IAD-ISD-IBD. Bandung : CV Pustaka Setia
[1] Djoko
Widagdho, dkk. Ilmu Budaya Dasar. (Jakarta : Bumi Aksara, 1988), hal. 60
[2] Drs. Mawardi-Ir. Nur Hidayati.
IAD-ISD-IBD. (Bandung : CV Pustaka Setia, 2007), hal.160
[5] http://marcopangngewa.blogspot.com/2011/12/hubungan-manusia-dan-keindahan.html diakses pada hari Senin tanggal 1
April pukul 07:40
[6] http://islamquest.net/id/archive/question/fa13878
diakses pada hari Selasa tanggal 2 April 2013 pukul 13:40
Alhamdulillah Hatur nuhun makalahnya baik sekali dan banyak membantu sebgai reperensi
BalasHapussemoga bermanfaat